Postingan

Ibu Masa Kini, Idealnya Bagaimana?

Oleh: Zahriani Ahmad Amin Bagaimana menjadi seorang ibu masa kini? Seorang ibu moderat tetapi realistis dalam menyikapi segala kelebihan dan kekurangannya. Bukan seorang ibu utopis atau ibu ideal yang tidak pernah hadir di zaman manapun. Sulit melukiskan bagaimana sejatinya seorang sosok ibu yang diharapkan tampil dan menjadi kiblat masa kini. Karena bagimanapun juga, menurut pengalaman banyak ibu, nampaknya sungguh tidak mudah menjadi ibu sesuai harapan semua pihak. Diakui bahwa terlalu banyak tuntutan yang dibebankan di pundak   seorang ibu. Menjalani kodrat sebagai seorang perempuan sudah cukup membuat para ibu keteteran ditambah lagi menjalin kiprahnya di ranah sosial. Ibu yang notabene seorang yang berjenis kelamin biologis perempuan dituntut semaksimal mungkin mampu memberikan yang terbaik kepada anak dan keluarganya. Sementara ibu dalam kapasitasnya di luar rumah tangga, keberadaannya juga sangat diharapkan bisa berperan maksimal. Ketika dua tuntutan (kodrati dan sosial)

Rendahnya Harga Diri dan Seks Bebas

Oleh : Zahriani Ahmad Amin Mengapa sebagian pemuda sekarang begitu mudah melakukan seks bebas? Pertanyaan ini muncul mengkritisi fenomena yang terjadi saat ini pada pemuda. Begitu mudahnya mereka melakukan seks bebas bahkan merekam dan meng “upload” nya ke media sosial seperti sudah kehilangan rasa malu. Seolah-olah peradaban telah kehilangan panggung dalam dunia pemuda. Peradaban telah dikubur dalam-dalam sehingga mereka berperilaku seenaknya tanpa batasan.

Belajar Fitrah Seksualitas Melalui Shalat

Oleh: Zahriani Ahmad Amin Seksualitas secara bahasa menurut KBBI dapat diartikan sebagai ciri,sifat atau peranan seks. Kendati demikian, seksualitas jangan hanya diterjemahkan sebagai aktivitas seksual semata sebagaimana yang dimaknai dari aspek bahasa di atas. Pengakuan diri terhadap jenis kelamin dan perannya adalah sebuah bentuk dari seksualitas itu sendiri. Banyaknya perilaku penyimpangan seksual yang sering diberitakan akhir-akhir ini adalah sebuah bentuk dari tidak selesainya fitrah seksualitas manusia saat prabaligh. Orang tua banyak menerjemahkan sex education sebagai mengajarkan aktivitas seksual pada anak seperti yang diajarkan oleh dunia Barat. Dalam Islam sendiri telah mengajarkan tentang seksualitas sejak anak berusia 7 tahun, ketika pertama kali mereka harus diajarkan shalat. Amru bin Syuaib bercerita bahwa Rasulullah Saw. Bersabda : “Perintahkanlah anak-anak kalian shalat jika mereka telah mencapai usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (kalau meninggalkan shalat) jika

Disorientasi Seksual Transgender, Sebuah Anomali Sosial

Gambar
Oleh: Zahriani Ahmad Amin Beberapa film iklan di sebuah situs facebook dari negeri Bollywod menarik perhatian saya untuk menyaksikannya. Iklan-iklan yang disajikan pada situs tersebut bisa dikatakan semuanya bernilai inspiratif akhirnya saya mem follownya . Situs tersebut terkadang juga menyajikan film pendek nonkomersial yang berdurasi ±5 menit yang inspiratif untuk pendidikan karakter anak.  Namun ada beberapa film iklan nonkomersial yang sedikit mengganggu pemahaman saya tentang dunia “Transgender.” Pada dasarnya filmnya sangat bagus dan inspiratif, memberikan pesan moral tentang penerimaan sikap lingkungan terhadap keberadaan, kemampuan dan nilai kebaikan yang dimiliki oleh para pelaku transgender. Bahwa transgender tidak hanya memiliki nilai negatif. Disini mereka menceritakan di India mulai melakukan perubahan yaitu menerima keberadaan transgender dengan baik oleh lingkungan, keberadaan mereka tidak lagi jadi cemoohan. Para transgender dapat melakukan apa saja seperti laki-laki

Perempuan Bukan Cinderella

Oleh : Zahriani Ahmad Amin             Perempuan bukanlah seorang Cinderella, yang hanya berdiam diri dan menangis ketika kehidupan tidak berpihak padanya. Cinderella , hanya menunggu keajaiban dari datangnya seorang pangeran yang akan mengangkatnya dari keterpurukan , sementara kesedihan nya hanya diceritakan pada tikus-tikus loteng yang tidak bisa menolongnya . Berharap dari keajaiban seorang ibu peri yang akan membantunya menjadi lebih baik, takut melawan ketidak nyaman yang dialaminya. Pasrah, begitulah keadaan perempuan yang mengalami cinderella complec syndrom . Pernyataan di awal tulisan “Perempuan bukanlah seorang cinderella” tidak bermaksud merendahkan hasil karya sastra orang lain berupa tokoh imajinatif yang telah menjadi legenda selamat berabad. Sungguh tidak mudah menciptakan tokoh yang mampu bertahan selama itu. Yang ingin dikritik dari tulisan ini adalah sikap perempuan yang nyaman dengan rasa tidak nyaman mereka.

Kodrat Perempuan dalam Pergulatan

Oleh : Zahriani Ahmad Amin Zaman telah berubah, tidak dapat dipungkiri kalau sekarang adalah zaman modern . Bagi perempuan mereka telah memasuki zaman emansipasi. Zaman dimana perempuan akan lebih dihargai jika man diri secara ekonomi . Mampu memasuki dunia kerja dibidang apapun dan bersaing dengan laki-laki . Namun di zaman ini juga perempuan mengalami dilema dalam hidupnya. Kalau di era sebelum tahun delapan puluhan pilihan hidup perempuan sebagai ibu rumah tangga adalah suatu keharusan, tempat perempuan adalah sumur, kasur dan dapur. Jika ada perempuan yang meniti karir mereka di luar rumah mereka dianggap sebagai sebuah “anomali sosial.” Seiring perjalanan waktu keadaan kini sudah terbalik, jika masih ada perempuan yang memilih untuk menjadi “pure mother” apalagi setelah melewati jenjang pendidikan yang tinggi yang melelahkan, merekalah sekarang yang dianggap sebagai “anomali sosial”.

Bangkit dari Keterpurukan

Zahriani Ahmad Amin S elama ini kita sering merasa bingung terhadap persoalan keterpurukan,   apakah karena malas kita menjadi terpuruk a tau sebaliknya karena terpuruk yang membuat kita merasa malas? K eterpurukan adalah kondisi jiwa manusia yang sangat labil dan merasa keberadaannya tidak bermakna. Lalu tenggelam dalam ruang yang membuat ia menderita. Padahal di dunia ini tidak seorang manusiapun yang ingin hidupnya berada dalam keterpurukan, baik secara ekonomi maupun kejiwaan. Namun untuk bangkit dari keterpurukan itu kebanyakan manusia menjadi kannya sebagai suatu perkara sangat sulit. Bahkan sebagian orang menjadi larut, seolah dunia ini telah kiamat dan berlaku sangat kejam terhadap dirinya. Mereka enggan bangkit karena menganggap itu adalah takdir. Bahkan ada y ang bunuh diri atau gila.